Blog

Mewujudkan Jakarta Merdeka Air Bersih pada 2030

Jakarta – Terpenuhinya kebutuhan air bersih sehari-hari menjadi sebuah kemewahan tak terhingga bagi warga Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Pasalnya, air bersih di daerah yang sempat dikenal kampung penadah hujan ini merupakan aset penting. Wajar apabila warga sangat bersyukur Kamal Muara dialiri air bersih dari Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. Hal ini karena penggunaan air bersih tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari mereka yang biasa menjalani aktivitasnya di pesisir Jakarta.

Seperti dirasakan Saanah (50), salah seorang warga Kamal Muara. Ia merasa lega, kini dapat berhemat dengan memanfaatkan air perpipaan di wilayahnya yang lebih bersih dan tidak berasa.

Sebab, sebelum air perpipaan masuk wilayahnya, Saanah kerap membeli kebutuhan air melalui pedagang keliling. Ia juga perlu merogoh kocek sebesar Rp 10.000 per hari untuk membeli air gerobak tersebut.

“Kalau sehari Rp 10.000, sebulan bisa Rp 300.000. Makanya, Alhamdulilah, ada (pemasangan) air PAM dari Pak Gubernur (Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi),” katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Sejak kecil atau selama setengah abad, Saanah mengaku hanya mengandalkan air jeriken untuk bertahan hidup. Soalnya, air sumur di wilayahnya terasa payau atau asin karena tercampur dengan air laut.

“Dari saya kecil, saya soalnya warga sini dari kecil. 50 tahun lebih (tinggal di sini). Di sini susah semua, karena Kamal Muara terkenal air asin,” ucapnya.

Ketua RT 011/RW 001 Kamal Muara, Ade Saputra, pun merasakan manfaat air perpipaan yang sangat berdampak baik terhadap ekonomi warga. Dia menilai, warga bisa menghemat pengeluaran hingga 60 persen. Sebab, warga kini hanya perlu merogoh kocek Rp 70.000 per bulan untuk mengakses air bersih yang tidak berasa asin.

“Saya merasa terbantu sekali dengan adanya pemasangan PAM gratis ini. Jadi bisa berhemat sekitar 60 persen. Yang tadinya beli air bisa Rp 450.000 per bulan, sekarang Rp 70.000 atau bisa juga Rp 50.000 per bulan,” terangnya.

Pada Rabu (18/3/2024), Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sempat mengecek langsung jaringan perpipaan PAM Jaya di Kamal Muara tersebut. Ia mendengar langsung bagaimana cerita warga yang sebelumnya susah payah untuk mendapatkan air bersih.

Menurut Heru, warga terbantu dengan masuknya jaringan perpipaan ke wilayah mereka. Karena itu, ia berharap, permasalahan air bersih di wilayah Kamal Muara dapat teratasi melalui pipanisasi ini. Pj. Gubernur Heru juga mengimbau warga agar bijak menggunakan air supaya tersalur secara merata.

Jakarta Merdeka Air Bersih 2030

Pemenuhan air bersih di Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PAM Jaya, agar seluruh wilayah Jakarta bisa merdeka air bersih 100 persen pada 2030.

Sejak 2023 lalu, Perumda PAM Jaya telah mengambil alih pengelolaan air bersih dan minum perpipaan di Jakarta secara penuh untuk mewujudkan mimpi tersebut. Dengan demikian, PAM Jaya diharapkan bisa memberi pelayanan air bersih dan minum kepada seluruh warga.

Untuk mewujudkan pelayanan air bersih dan minum perpipaan di Jakarta, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan. Terutama membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bekerja sama dengan berbagai stakeholder.

Sebagai contoh, melalui proyek Pembangunan SPAM Jatiluhur I-Hulu, PAM JAYA nantinya bisa mendapatkan tambahan suplai air bersih sebesar 4.000 lps (liter per detik). Sedangkan dari Pembangunan SPAM Karian Serpong-Hulu, PAM JAYA mendapatkan tambahan suplai air bersih sebesar 3.200 lps.

PAM Jaya juga bisa mendapatkan tambahan suplai air bersih dari Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III, sebesar 3.000 lps, dari Pembangunan IPA Pesanggarahan sebesar 750 lps, dan dari Pembangunan IPA Ciliwung sebesar 200 lps.

“Selain berusaha untuk mencukupi kebutuhan suplai air bersih dengan membangun SPAM tersebut, PAM JAYA juga melakukan program penurunan Non-Revenue Water (NRW). Dengan penurunan tingkat kehilangan air, maka air yang dapat diselamatkan bisa didistribusikan ke pelanggan,” papar Arief.

“PAM JAYA juga akan membangun jaringan perpipaan ke banyak daerah yang selama ini belum tersedia jaringan perpipaan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, masih ada sejumlah pembangunan SPAM yang berjalan untuk mendukung kebutuhan air bersih di Jakarta. Di antaranya SPAM Jatiluhur-Hilir yang hingga akhir April 2024 progres keseluruhan pekerjaannya sudah mencapai 10,75%. Ada pula SPAM Karian Serpong-Hilir yang saat ini dalam tahap proses pengurusan izin atau persiapan.

Arief menjelaskan, dengan proyek SPAM Regional I Jatiluhur, suplai air bersih bisa bertambah di berbagai area pelayanan. Dari Kecamatan Duren Sawit, Cakung, Cilincing, Tanjung Priok, Pademangan, Kemayoran, Penjaringan, Gambir, Sawah Besar, Tambora, Taman Sari, hingga Grogol Petamburan. Daerah-daerah tersebut selama ini merupakan daerah kekurangan suplai air bersih. Total sambungan baru dari SPAM ini sebanyak 489.824 sambungan langsung.

Ia menegaskan, berbagai cara dibutuhkan untuk mengebut proyek ini. Sebab kualitas air permukaan dan air tanah yang buruk tak hanya mempersulit warga mendapatkan air bersih, tetapi juga dapat berdampak terhadap kesehatan warga Jakarta.

“Dengan air bersih yang mudah didapat melalui jaringan perpipaan, kualitas kesehatan warga Jakarta dapat ditingkatkan. Salah satunya penurunan angka stunting,” tuturnya.

Karena itu, ia mengimbau warga Jakarta yang belum memiliki layanan PAM Jaya dan dan ingin mengetahui informasi terkait daerah layanan yang sudah ada, termasuk administrasi yang dibutuhkan, bisa menghubungi LAPOR PAM di 1500223.

“Pada Juni 2024, dalam rangka memeriahkan HUT Kota Jakarta, kami memberikan gratis biaya pemasangan. Mari manfaatkan kesempatan ini untuk bersama mewujudkan Jakarta merdeka air bersih,” pungkasnya