JAKARTA, KOMPAS.COM – Melalui Perusahaan Air Minum (Perum) PAM Jaya, Pemerintah ProvInsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya mewujudkan target 100 persen perpipaan air bersih pada 2030. Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mendukung komitmen ini.
Ia berharap, PAM Jaya dapat memenuhi kebutuhan tersebut, untuk mengurangi penggunaan air tanah yang merusak lingkungan.
“Diharapkan tidak ada masalah dengan air bersih dan tidak lagi menggunakan air tanah. Hal tersebut harus dilakukan, karena eksploitasi air tanah akan merugikan kita dan akan membuat tanah Jakarta semakin turun permukaannya,” kata Heru, seperti dikutip dari Beritajakarta.com, Jumat (28/6/2024).
Menyanggupi target itu, Direktur PAM Jaya Arief Nasruddin menyatakan, pihaknya mengandalkan proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I. Ia menilai, kehadiran SPAM dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta yang pembangunannya sudah mencapai 10,75 persen pada April 2024.
“Dari pembangunan SPAM Jatiluhur I, PAM Jaya mendapatkan suplai air bersih sebesar 4.000 liter per second (lps). Sedangkan dari SPAM Karian Serpong menambahkan 3.200 lps air bersih,” ujar Arief dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa (17/9/2024).
Ia menambahkan, SPAM Jatiluhur I dapat menambah suplai air bersih ke berbagai daerah, seperti Kecamatan Duren Sawit, Cakung, Cilincing, Tanjung Priok, Pademangan, Kemayoran, dan Penjaringan. Jika sudah dioperasikan, SPAM juga dapat menyuplai air bersih ke Kecamatan Gambir, Sawah Besar, Tambora, Taman Sari, serta Grogol Petamburan.
“Daerah-daerah tersebut memang selama ini kekurangan suplai air bersih. Jadi, SPAM Jatiluhur dapat menyambung sebanyak 489.824 sambungan baru dan langsung ke daerah tersebut,” ucap Arief.
Selain dari SPAM, PAM Jaya juga mengandalkan Instansi Pengolahan Air (IPA) Buaran III, untuk tambahan suplai air bersih sebanyak 750 lps dan 200 lps lain dari IPA Ciliwung.
Dari berbagai sumber air bersih, PAM Jaya dapat menyediakan air bersih sebanyak 32.950 lps pada 2024, atau bertambah sebesar 12.135 lps dibanding pada 2023.
“PAM Jaya juga melakukan pembangunan jaringan perpipaan ke banyak daerah yang selama ini belum tersedia jaringan perpipaan. Untuk itu, kami berkoordinasi dengan instansi terkait untuk percepatan proses perizinan dan pekerjaan konstruksi di lapangan, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PT Air Bersih Jakarta, dan PT Jakpro Memiontec Air,” tutur Arief.
Ia menambahkan, PAM Jaya pun melakukan program penurunan Non-Revenue Water (NRW) dengan menurunkan tingkat kehilangan air. Tujuannya agar air dapat diselamatkan dan didistribusikan ke pelanggan, sehingga masyarakat dapat memperoleh air bersih yang layak digunakan.
“Untuk itu kami menerapkan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang dapat mengolah air banjir menjadi air baku dan Ultrafiltration dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) untuk mengolah air campuran (air laut dan limbah domestik) menjadi air siap minum sesuai standar Kementerian Kesehatan. Kami juga melakukan daur ulang air dari pencucian filter di IPA (Instalasi Pengolahan Air) pengolahan lumpur buangan proses sedimentasi agar dapat mengurangi kehilangan air,” papar Arief.